Theology,Technology, and Philosophy, ENJOY!!

Pelajaran 7 6



AKU MEMBANGUN PERSAHABATAN
DENGAN ORANG LAIN
 
KOMPETENSI DASAR

Memahami arti dan tujuan persahabatan sehingga dapat membangun persahabatan yang sejati dengan sesama.
 
INDIKATOR

1.     Menjelaskan tahap-tahap pergaulan dengan lawan jenis.
2.    Menjelaskan makna dan tujuan pacaran dalam rangka pengembangan diri dan sesama.
3.     Menyebutkan makna berpacaran secara benar dan bertanggung jawab.
4.     Merumuskan makna dan tujuan persahabatan.
5. Mengungkapkan nilai-nilai yang terkandung dalam persahabatan antara Daud dan Yonathan dalam I Sam 20:1-43.
6.     Merumuskan ciri-ciri yang dimaksud dengan sahabat yang sejati.
7.  Menjelaskan pandangan Kristiani tentang makna persahabatan sejati berdasarkan Sir 6: 5-17 dan Yoh 15: 13-15.
8. Menyebutkan berbagai cara untuk membangun dan mengembangkan persahabatan sejati.


 URAIAN MATERI

         Setiap orang mengalami suatu perkembangan, yang antara seorang dengan yang lain bisa saja berbeda. Termasuk pula perkembangannya dalam pergaulan dan rasa tertarik terhadap lawan jenis. Rasa tertarik terhadap lawan jenis merupakan perkembangan yang normal dalam diri setiap orang. Namun demikian, rasa tertarik terhadap lawan jenis ini perlulah kita tata dan kendalikan secara bertanggung jawab. Ketertarikan  terhadap lawan jenis ini merupakan langkah awal bagi seseorang untuk pada akhirnya sampai pada tahap perkawinan. Ketertarikan terhadap lawan jenis, lama-kelamaan akan berkembang dalam hal yang disebut “pacaran”. 
        Berpacaran tentunya merupakan hak setiap orang, tetapi setiap orang perlu pula secara bijaksana menentukan saat yang tepat bagi dirinya untuk memulai berpacaran. Dengan kata lain, hendaknya setiap orang tidak dengan gegabah, sebelum waktunya lalu melakukan pacaran, karena dikhawatirkan justru akan menghambat perkembangan dirinya sendiri. Sebab berpacaran yang salah dan tidak bertanggung jawab dapat mendatangkan bencana yang dapat merugikan diri sendiri, pacar, keluarga bahkan masyarakat. Masa pacaran bertujuan untuk saling mengenal satu sama lain; yaitu untuk mengenal kepribadiannya, segala macam kebiasaannya baik kebiasaan buruk maupun kebiasaan yang baik, mengenal latar belakang keluarganya, latar belakang pendidikan dan sebagainya.
          Biasanya pada masa pacaran, seseorang “memakai topeng” dalam arti banyak hal yang menyangkut kepribadiannya yang asli ditutup-tutupi supaya tidak mengecewakan pacarnya. Pada masa pacaran, hal-hal yang ditutupi inilah yang hendaknya mampu untuk saling dikenali. Ada beberapa tahap dalam pergaulan dengan lawan jenis yang pada akhirnya sampai pada jenjang perkawinan, antara lain: Tahap I adalah pergaulan biasa, dimana setiap orang bergaul dengan siapa saja tanpa ada perasaan apapun. Tahap II Ada kemungkinan berlanjut pada tahap Pacaran atau pada tahap persahabatan. Dalam tahap ini mulailah ada rasa tertarik secara khusus pada lawan jenis (mulai pacaran). Namun demikian ada pula yang mulai bergaul secara khusus sehingga terjalin suatu persahabatan. Bisa jadi seorang sahabat pada akhirnya dapat menjadi pacar atau sebaliknya. Tahap III Pertunangan (khusus untuk perkembangan dari tahap berpacaran).  Ketertarikan dan pacaran yang lebih diarahkan menuju jenjang perkawinan. 
        Pergaulan remaja tidak hanya tertuju untuk berpacaran saja. Namun demikian secara khusus, remaja dapat menjalin pergaulan secara khusus dengan orang-orang tertentu yang bukan untuk berpacaran, inilah yang disebut dengan persahabatan. Manfaat dari persahabatan antara lain: memungkinkan kita untuk mendapat perlindungan dari sahabat, ada yang mau mendengarkan saat mengalami kedukaan, ada orang yang mau mengerti akan dirinya, ada orang yang mau membantu dirinya, ada orang yang mau diajak berbagi suka dan duka dan sebagainya. Persahabatan merupakan pergaulan dengan orang lain yang lebih dalam dan lebih kental dibandingkan dengan pertemanan biasa. Namun demikian, persahabatan yang kental dan mendalam itu dapat pula menjadi retak atau bahkan hancur oleh hal-hal antara lain: ketidakjujuran, egoisme, mencari keuntungan sendiri, tidak setia, sikap pura-pura dan sebagainya. 
         Iman Kristiani menawarkan prinsip-prinsip persahabatan yang lebih baik dari apa yang sering dipahami oleh remaja. Hal itu dapat direfleksikan dalam persahabatan antara Daud dan Yonathan dalam I Sam 18: 1-4 dan 20: 1-43. Dari kisah tersebut, ada beberapa segi pandang ajaran iman Kristiani tentang persahabatan yaitu: a) persahabatan mengandaikan kejujuran dan keterbukaan untuk saling membangun. b) persahabatan perlu didasari oleh kebenaran yang tidak dapat dikalahkan oleh ikatan apapun, baik ikatan darah, ikatan fungsional maupun ikatan-ikatan lainnya. 
         Persahabatan yang sejati adalah persahabatan yang sungguh-sungguh berorientasi (tertuju) pada orang yang dikasihinya. Ciri-ciri persahabatan yang sejati adalah a) persahabatan yang memampukan dirinya untuk berbuat tanpa pamrih, b) berani meninggalkan dirinya sendiri demi sahabatnya tidak hanya bersama dikala suka, c) tetap hadir terutama saat duka menimpa, dan d) berani berkorban segalanya demi sahabatnya. 
       Gambaran sahabat sejati paling nyata ada dalam pribadi Yesus Kristus. Yesus telah membuktikan diri-Nya sebagai sahabat bagi semua orang, terutama mereka yang hidup tanpa harapan, menderita dan dikucilkan. Yesus adalah sahabat yang sejati, sebab Ia berani berkurban untuk sahabat-sahabat-Nya, bahkan Ia menyerahkan nyawa-Nya sendiri demi sahabat-sahabat-Nya. (Lih. Yoh 15: 13-15) 
        Persahabatan sejati tidak dibangun demi kesenangan pribadi dan untuk waktu yang sesaat saja. Persahabatan sejati adalah persahabatan yang dilandasi iman akan Allah yang lebih dahulu mengasihi dan menjadi sahabat manusia (Lih. Sir 6: 5-17). Persahabatan yang sejati dapat pula akan terpengaruh oleh hal-hal yang buruk seperti halnya persahabatan biasa. Oleh karena itu, persahabatan yang sejati hendaknya selalu kita usahakan untuk dikembangkan dengan cara antara lain: a) berusaha mengenal sang sahabat secara mendalam, sehingga dapat sehati sejiwa, memahami harapan, kesulitan, kegembiraan dan kesedihannya agar dapat membantu secara tepat, b) refleksi dan berdoa, agar apa saja yang kita lakukan dan dilakukan oleh sahabat dalam persahabatan itu sesuai dengan kehendak Allah.

0 comments:

Post a Comment